BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mahasiswa
merupakan cikal bakal sebuah tatanan majunya suatu bangsa. Ini karena mahasiswa
memiliki kemampuan kompleks yang dapat memberikan sumbangsihnya bagi masyarakat
pada lingkup mikro dan bangsa dalam lingkup makro baik dari pemikiran maupun
tingkah laku. Mahasiswa juga mempunyai peranan
vital dalam setiap sektor kehidupan. Namun semua hal itu tidak semata-mata
tidak disematkan kepada mereka. Beban berat yang disematkan di pundak mereka
membutuhkan wawasan yang luas dan usaha yang tidak pantang menyerah untuk
dapat mengangkatnya.
Mahasiswa
memang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan siswa sekolah setingkat
SD, SMP, maupun SMA. Mereka memiliki tempat tertinggi di jenjang pendidikan.
Sistem pembelajaran pun juga berbeda sehingga menjadi salah satu faktor
pendukung keunikan tersebut. Pada jenjang pendidikan dasar tersebut, kita tak
pernah menemui istilah-istilah seperti IPK, SKS, skripsi, dosen, dan lain
sebagainya. Lama waktu pembelajarannya pun tak sepadat sekolah-sekolah formal
biasa, cukup dengan tiga hingga empat jam perhari. Sementara itu, kerapkali
kita melihat mahasiswa itu seperti tak pernah kuliah. Datang ke kampus, kuliah
menunggu dosen, jika dosen tidak ada mereka akan pulang atau ke kantin. (http://edukasi.kompasiana.com).
Anggapan seperti itu rupanya terlanjur melekat pada diri mahasiswa. Tapi, hal
itu tidak sepenuhnya benar. Mahasiswa yang jeli melihat waktu-waktu kosong, tak
ada dosen atau sehabis pulang kuliah tak ada kegiatan, mereka akan memanfaatkan
waktu itu untuk hal-hal yang berguna. Salah satunya adalah dengan berwirausaha.
Fenomena
kuliah sambil berwirausaha banyak dijumpai di berbagai negara. Hal ini terjadi
baik dinegara berkembang maupun di negara maju yang telah mapan secara ekonomi.
Di Indonesia, kondisi perekonomian yang cukup sulit bagi sebagian lapisan
masyarakat mendorong mahasiswa mencari solusi dari masalah keuangan yang
dihadapi dengan bekerja. Sebagian mahasiswa mempunyai masalah dengan biaya
kuliah sehingga berusaha meringankan beban orangtua dengan berwirausaha. Namun,
sebagian mahasiswa lain bekerja dengan alasan kemandirian. Para mahasiswa
tersebut tidak malu bahkan merasa bangga meskipun mereka berwirausaha/bekerja.
Ada beberapa mahasiswa yang berwirausaha
dengan berjualan baju, tas, pulsa, aksesoris dan makanan ringan/snack yang
mudah dibawa ke kampus. Adapula yang bekerja secara part time/paruh waktu diantaranya
sebagai pengajar les privat, SPG (Sales Promotion Girl), penyiar
radio, penerjemah, penulis, wirausaha, reporter freelance, pramuniaga,
penjaga warnet dan rental, dan tenaga administrasi. Mahasiswa yang bekerja
diharapkan memiliki kemampuan tertentu seperti penguasaan ilmu dasar yang akan
diajarkan dan kemampuan berkomunikasi dengan siswa pada pengajar les privat,
kemampuan berbicara dan memiliki wawasan yang luas di bidang musik pada penyiar
radio, kemampuan berkomunikasi dan penampilan yang menarik pada SPG,
kemampuan dan bakat menulis pada penulis, ahli di bidang bahasa pada
penterjemah, memiliki daya kreativitas yang tinggi pada wirausaha, ketekunan
dan keuletan pada pramuniaga, kemampuan di bidang jurnalistik dan memiliki
banyak jaringan kerja pada reporter freelance, serta menguasai komputer
dengan baik pada penjaga warnet dan rental.
Banyak hal positif
yang bisa diperoleh dengan berwirausaha/bekerja. Di samping kita bisa mempunyai
penghasilan sendiri, pengalaman yang kita dapatkan saat bekerja sangat
bermanfaat untuk mendukung perkuliahan itu sendiri, mahasiswa juga diajarkan
untuk disipilin dan menghargai waktu dengan sebaik-baiknya. Setidaknya kita dapat merasakan langsung semua
hal yang berhubungan dengan dunia kerja yang sesungguhnya, yang selama ini
hanya kita tahu dari buku dan sharing dari dosen. Dengan pengetahuan dan
pengalaman langsung, kita akan lebih mudah memahami isi perkuliahan tersebut.
Karena pada dasarnya, isi perkuliahan memang menjelaskan istilah-istilah dan
hal-hal yang terjadi dan berhubungan erat dengan dunia kerja. Keuntungan lain
dari berwirausaha/bekerja pada saat kuliah, mahasiswa dapat menggunakan
perusahaan tempat mereka bekerja sebagai obyek studi kasus bagi tugas-tugas,
diskusi ataupun makalah kuliahnya. Hal ini akan memberi banyak kemudahan bagi
mahasiswa, karena mereka sudah mengenai dengan baik perusahaan tersebut dan
pengurusan surat izin melakukan penelitian akan jauh lebih mudah juga.
Selain
itu, kuliah sambil berwirausaha/bekerja banyak bermanfaat bagi perkembangan
pribadi. Dunia kerja menuntut tanggung jawab yang lebih besar terhadap diri
sendiri, rekan kerja, maupun tempat bekerja. Dengan
demikian rasa tanggung jawab akan terasah. Dunia kerja identik dengan uang.
Pekerjaan menciptakan kesadaran bahwa uang sangat berharga dan perlu perjuangan
untuk mendapatkannya. Pekerjaan akan melatih mental, kemampuan interaksi
sosial, dan kedewasaan berpikir.
Di samping hal-hal
bermanfaat yang dapat kita peroleh dengan berwirausaha/bekerja pada saat
kuliah, tentu saja ada perjuangan-perjuangan yang harus kita lakukan, mulai
dari merelakan berkurangnya waktu bermain dan berkumpul dengan teman untuk
diganti dengan berwirausaha/bekerja, sampai membagi pikiran dan tenaga untuk
kepentingan berwirausaha. Belum
lagi, jika saat ujian kuliah tiba, kita harus menjadi lebih rajin dan ekstra
sehat agar bisa mempersiapkan diri.
Seringkali mahasiswa yang bekerja merasa tidak memiliki waktu yang
cukup dalam menjalankan aktifitas belajar dan bekerja secara bersamaan,
sehingga prestasi akademik yang ditunjukkannya pun kurang memuaskan. Namun ada
juga mahasiswa yang kuliah sambil bekerja tetapi masih dapat menunjukkan
prestasi akademik yang baik. Hal ini disebabkan mahasiswa mampu mengelola
waktunya dengan sebaik mungkin, antara kebutuhan untuk belajar dengan kebutuhan
untuk bekerja.
Berdasarkan uraian di atas, untuk bisa
menjalani kuliah sambil berwirausaha/bekerja memerlukan kedisiplinan yang
tinggi dalam membagi waktu serta belajar yang optimal ketika berwirausaha/bekerja.
Sehingga penulis ingin mengangkat judul “Etos Belajar dan Berwirausaha/Bekerja
di Dunia Mahasiswa”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1.
Apa faktor yang melatarbelakangi
mahasiswa kuliah sambil berwirausaha/bekerja?
2.
Bagaimana cara mahasiswa untuk
mengoptimalkan proses belajar sambil berwirausaha/bekerja?
1.3 Tujuan
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk:
1.
Mengetahui faktor yang melatarbelakangi
mahasiswa kuliah sambil berwirausaha/bekerja.
2.
Mendeskripsikan bagaimana cara mahasiswa
untuk mengoptimalkan proses belajar sambil berwirausaha/bekerja.
1.4 Manfaat
Penulisan ini diharapkan bermanfaat secara
teoretis dan praktis. Secara teoretis, penulisan ini diharapkan bisa memberikan
informasi mengenai manajemen waktu dengan prestasi akademik pada mahasiswa yang
berwirausaha sangatlah penting. Secara praktis, penulisan ini diharapkan mahasiswa yang bekerja dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik
mungkin atau benar-benar tertata sedemikian rupa, agar prestasi akademik dalam
perkuliahan tidak menurun. Dengan demikian keseimbangan antara kuliah dan berwirausaha
tetap berjalan dengan baik.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1
Mahasiswa
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2005, Pradnya
Patriana 2007), bahwa mahasiswa merupakan individu yang belajar di
perguruan tinggi. Sebagian mahasiswa masuk ke dalam kategori remaja akhir
(18-21 tahun), namun sebagian pula terkategori sebagai dewasa awal pada periode
pertama (22-28 tahun) (Monks, 2001, dalam Pradnya Patriana 2007). Sebagai seorang remaja, mahasiswa pun
dituntut untuk memenuhi tugas-tugas perkembangannya.
Mahasiswa adalah kelompok masyarakat
yang sedang menekuni bidang ilmu tertentu dalam lembaga pendidikan formal dan menekuni
berbagai bidang tersebut di suatu tempat yang di namakan universitas. Kelompok
ini sering juga disebut sebagai “golongan intelektual muda” yang penuh bakat
dan potensi. Disamping itu mahasiswa juga semestinya mempunyai perilaku yang patut
menjadi teladan para adik-adiknya yang masih duduk di bangku sekolah. Namun
posisi yang demikian ini sudah barang tentu bersifat sementara karena kelak di
kemudian hari mereka tidak lagi mahasiswa dan mereka justru menjadi
pelaku-pelaku intim dalam kehidupan suatu negara atau masyarakat. (http://axlnejad.wordpress.com)
Sebagai cadangan potensial,
sebagaimana pengertian mahasiswa sendiri yang berarti suatu kelompok yang
sedang menekuni bidang ilmu tertentu. Disinilah kesadaran para mahasiswa yang
harus ditekankan, bahwa sebagai mahasiswa yang nantinya akan mempunyai suatu
keahlian dalam bidang-bidang ilmu tertentu harus wajib mengamalkannya dalam
masyarakat luas. Ini semua semata-mata untuk kemajuan Bangsa dan Negaranya
sendiri. Dan disinilah tingkat nasionalisme seorang “lulusan” mahasiswa akan di
pertanyakan. Karena banyak “lulusan-lulusan’’ mahasiswa Indonesia melupakan bangsa
dan negaranya sendiri, karena mereka sudah dilupakan oleh uang dan jabatan yang
mereka dapat di bangsa dan negara lain. Seharusnya kita (mahasiswa) menjadi
cadangan potensial untuk memajukan Bangsa dan negara kita, dan menjadi titik terang
untuk keluar dari krisis-krisis yang berkepanjangan ini. (http://axlnejad.wordpress.com)
2.2
Wirausaha
Kewirausahaan (Inggris:
Entrepreneurship) adalah
proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi
tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha
baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian. (wikipedia, 2012)
Menurut
Nanda Nur Rizky STMIK ANIKOM YOGYAKARTA, 2011 mengatakan bahwa wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa
berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan berjiwa
berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha,
tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Sedangkan wirausaha mahasiswa adalah wirausaha yang pelaku utamanya adalah
masih berstatus mahasiswa yang dilakukan di sela-sela kuliahnya dengan
pemanfaatan waktu yang sebaik mungkin untuk bisa mengaturnya. Wirausaha
mahasiswa merupakan cara pintar mencuri strategi sebelum menghadap dunia bisnis
dan dunia kerja yang sebenarnya.
2.3
Mahasiswa yang Berwirausaha/Bekerja
Menurut Rice (dalam SF Daulay 2011) tugas
mahasiswa adalah menuntut ilmu setinggi-tingginya di perguruan tinggi. Hal ini
bertujuan guna mempersiapkan diri untuk memiliki karir yang mempunyai
konsekuensi ekonomi dan finansial. Salah satu bentuk persiapan karir yang dapat
dilakukan oleh mahasiswa adalah dengan bekerja sambilan.
Kuliah sambil bekerja bukanlah hal baru dikalangan mahasiswa.
Beragam alasan melatarbelakanginya, mulai dari masalah ekonomi sampai hanya
karena ingin mengisi waktu luang (Yenni dalam SF Daulay 2011 universitas
Sumatera Utara). Motivasi mahasiswa tersebut berbeda-beda, ada yang ingin
membantu orang tuanya dalam membiayai kuliahnya, ingin hidup mandiri dan
mencari pengalaman (Wahyono dalam SF Daulay 2011 universitas Sumatera Utara).
Menurut Cohen (dalam SF Daulay 2011) bentuk pekerjan yang paling
banyak dilakukan oleh mahasiswa adalah jenis pekerjaan paruh waktu (part-time
work). Kuliah sambil bekerja banyak memberi dampak bagi mahasiswa baik
positif maupun negatif. Dampak positifnya adalah dengan bekerja mahasiswa dapat
membantu orang tua dalam membiayai kuliah, memperoleh pengalaman kerja serta
kemandirian ekonomis (Motte & Schwartz, 2009 dalam dalam SF Daulay 2011).
Watanabe
(dalam Pradnya Patriana, 2007) juga menyatakan bahwa terdapat dampak negatif
yang harus diwaspadai oleh mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. Dampak-dampak
tersebut adalah kesulitan membagi waktu dan konsentrasi saat kuliah dan
bekerja, kelelahan, penurunan prestasi akademik, mengalami keterlambatan
kelulusan, dan akibat yang paling parah adalah dikeluarkan dari universitas
karena lebih mementingkan pekerjaan dari pada kuliah.
2.4
Faktor
yang Melatarbelakangi Mahasiswa Berwirausaha/bekerja
Beragam
alasan melatarbelakangi mahasiswa kuliah sambil bekerja, mulai dari masalah
ekonomi, keinginan untuk membantu orangtua dalam membiayai kuliah, keinginan
untuk hidup mandiri, mencari pengalaman
sampai hanya karena ingin mengisi waktu luang. Yenni (dalam Pradnya Patriana,
2007)
Menurut
David McCleland (dalam Hirdinis M 2008) bahwa kewirausahaan ditentukan oleh:
1.
Motif berprestasi (achievement), orang
berwirausaha dengan tujuan memperoleh prestasi dan dengan prestasi yang dicapai
diharapkan akan dapat memberikan kepuasan pada dirinya.
2.
Optimisme (optimism), seorang wirausaha
selalu harus optimis dapat mencapai tujuan dan sasarannya dengan tepat dan
selalu berusaha memperbaharui tujuan dan sasarannya setiap jangka waktu
tertentu.
3.
Nilai kepribadian (value attitudes),
seorang wirausaha memiliki nilai kepribadian yang luhur dan menjadi contoh bagi
orang lain dalam perkataan, pergaulan, dan selalu berpikiran terbuka serta
mempunyai pandangan yang jauh ke depan.
4.
Status wirausaha (entrepreneurial
status) atau keberhasilan, seorang wirausaha yang sukses akan dihargai lebih
tinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Keberhasilan seorang wirausaha akan
memunculkan banyak peluang baru, sehingga prospek di masa depan menjadi lebih
menguntungkan.
2.5
Membagi Waktu antara Belajar dan Berwirausaha/Bekerja
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa adalah
waktu. Menurut Taylor (dalam SF Daulay 2011) waktu merupakan suatu komoditas
yang paling bernilai dan jenis sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Bagi
mahasiswa yang bekerja, waktu merupakan hal yang sangat berharga.
Menurut Martin dan
Osborne (dalam Tim OBM Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008)
mahasiswa yang memiliki kemampuan mengatur waktu yang baik dan memiliki batas
waktu untuk setiap pengerjaan tugasnya adalah salah satu kriteria mahasiswa
yang berhasil. Mahasiswa diharapkan mampu memakai rentangan waktu dalam satu
hari yaitu 24 jam itu dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas-tugas
studinya sampai pada waktu pengumpulan tugas tersebut. Djamarah (dalam SF
Daulay 2011 universitas Sumatera Utara).
Manajemen waktu menurut Atkinson dkk. (dalam Tim OBM Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia, 2008) mencakup penetapan tujuan dan prioritas,
menyusun jadwal atau rencana, bersikap asertif, menghindari penundaan dan
meminimumkan waktu yang terbuang.
Dari beberapa penjelasan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa
diantara berbagai kegiatan yang dilakukan oleh setiap individu, maka waktu
berperan penting didalamnya. Dengan begitu banyak kegiatan yang harus dilakukan
seseorang, maka individu harus dapat mengatur waktunya dengan baik, agar setiap
hal yang dijalani tidak berakhir sia-sia. Kemampuan seseorang untuk mengatur
atau mengelola waktu dengan baik disebut dengan manajemen waktu.
2.6
Belajar Optimal Ketika Berwirausaha/Bekerja
Dr. Pudji Muljono, Dosen
IPB Bogor mengatakan bahwa dalam hal belajar hendaknya mahasiswa
mempunyai motif belajar yang kuat. Hal ini akan memperbesar kegiatan dan usahanya
untuk mencapai prestasi yang tinggi. Bila motif tersebut makin berkurang, maka
berkurang pulalah usaha dan kegiatan serta kemungkinannya untuk mencapai
prestasi yang tinggi. Motif yang mendorong orang, pelajar dan mahasiswa
untuk belajar antara lain:
1. Mendapat nilai baik dan lulus dalam mata kuliah yang ditempuhnya.
2. Mencari pemuasan keinginan
tahu tentang sesuatu hal, peristiwa, orang, masyarakat dan hal-halyang
tersangkut dalam hidup pribadi dan kemasyarakatan.
3. Mengembangkan diri agar wawasan bertambah luas, pengetahuan
bertambah melebar dan mendalam, kepribadian lebih matang, kecakapan dan
keahlian beranjak mahir.
4. Mendapatkan status sebagai
orang terpelajar dan serjana karena ijazah dan gelar akademik atau sebutan
profesional, dan penghargaan dan kedudukan karena prestasi belajar itu.
5. Mendapatkan bekal pengetahuan dan kecakapan untuk masuk ke
masyarakat dan dunia kerja.
6.
Mengejar cita-cita, yaitu
menggunakan kegiatan belajar di perguruan tinggi dalam rangka mencapai
cita-cita hidup.
Faktor kunci keberhasilan mahasiswa dalam belajar perlu diingat bahwa tugas mahasiswa
adalah belajar. Untuk mencapai keberhasilan, maka perlu diketahui faktor-faktor
yang menjadi kunci yakni: (www.gunadarma.ac.id)
1) Atribut Individu /mahasiswa adalah
karekteristik yang dimiliki oleh setiap mahasiswa yang menjadi salah satu
faktor kunci keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Ada tiga karakteristik yang
melekat dalam setiap mahasiswa dengan proporsi yang berbeda-beda yakni:
a.
Karakteristik demografi seperti umur dan jenis kelamin;
b.
Karakteristik kompetensi seperti kecerdasan dan kemampuan;
c.
Karakteristik psikologi seperti nilai, perilaku dan kepribadian.
2) Keinginan Kerja Keinginan kerja
ini artinya keinginan untuk belajar, karena tugas mahasiswa adalah belajar.
Selain itu juga harus ada motivasi, baik dari dalam maupun dari luar. Motivasi
dari dalam berasal dari diri sendiri untuk berhasil dalam rangka menyongsong
masa depan yang lebih baik. Motivasi dari luar berasal dari luar diri sendiri
baik berasal dari orang tua atau dari pihak lain.
3) Dukungan Organisasi Dukungan
organisasi adalah segala sesuatu yang mendukung kepada mahasiswa untuk
memaksimalkan hasil dari belajar. Untuk mencapai hasil yang optimal, maka
ketiga faktor tersebut harus dimaksimalkan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ruscoe, Morgan dan Peebles (dalam
SF Daulay 2011 universitas Sumatera Utara) pada sejumlah mahasiswa yang bekerja
menunjukkan bahwa mahasiswa yang kuliah sambil bekerja memiliki rata-rata
indeks prestasi yang lebih tinggi yaitu 3.02 (dalam poin 4) dibandingkan
mahasiswa yang tidak bekerja yang hanya memiliki rata-rata indeks prestasi
2.98. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa mahasiswa yang bekerja lebih
disiplin, lebih tepat waktu dalam perkuliahan dan memiliki inisiatif untuk
berusaha mencari informasi di luar sumber-sumber sosial ketika mengerjakan
tugas.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan bentuk rancangan penelitian deskriptif karena dia ingin menjelaskan informasi
tertentu yang berhubungan dengan pokok permasalahan. Menurut Arikunto (2006),
rancangan deskriptif digunakan untuk memperoleh informasi yang berhubungan
dengan fenomena yang ada dan menentukan situasi yang alami sebagaimana yang ada
pada saat penelitian dilakukan. Dalam hal ini fenomena mengenai belajar dan berwirausaha
di dunia mahasiswa.
3.2 Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara. Menurut Arikunto (2006), wawancara adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara dengan terwawancara untuk memperoleh informasi.
3.3 Analisis Data
Menurut Singarimbun (1989), metode analisis
merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca
dan diinterpretasikan. Agar sesua dengan tujuan penelitian ini, metode analisis
data dilakukan melalui dua cara, yaitu (1) kualitatif; dan (2) kuantitatif.
Analisis data secara kualitatif adalah untuk
menjelaskan dan mendeskripsikan hubungan data yang diperoleh dengan landasan
teori yang dipergunakan melalui uraian yang sistematis. Sedangkan analisis data
secara kuantitatif mempergunakan analisis data statistik.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
metode kualitatif untuk mendeskripsikan bagaimana belajar dan berwirausaha di
dunia mahasiswa, cara membagi waktu antara belajar dan berwirausaha serta belajar yang optimal
sambil berwirausaha.
BAB IV
SINTESIS DAN ANALISIS
4.1 Sintesis
4.1.1 Faktor yang
Melatarbelakangi Mahasiswa Berwirausaha/Bekerja
Berwirausaha/bekerja
merupakan kemampuan untuk melihat kesempatan bisnis dan menghasilkan
keuntungan. Siapapun bisa dan mampu menjalankan wirausaha, tidak memandang usia
maupun status. Salah satunya adalah mahasiswa.
Mahasiswa
yang berwirausaha/bekerja tidak semata-mata karena menjalankan profesinya saja. Ada beberapa faktor yang
melatarbelakangi mahasiswa memutuskan untuk berwirausaha, antara lain:
1.
Faktor ekonomi
Dengan
berwirausaha, mahasiswa bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadi mereka
seperti makan, biaya transportasi, membayar kost bahkan membayar kuliah.
2.
Meringankan beban orang tua dan melatih
kemandirian
Dengan
berwirausaha, mahasiswa akan mendapatkan tambahan uang saku, sehingga tidak
tergantung pada orang tuanya dan meminimalkan beban yang dikeluarkan orang tua
untuk kebutuhan anaknya.
3.
Menambah pengalaman
Bagi
sebagian mahasiswa, belajar di bangku perkuliahan hanya akan mendapatkan ilmu.
Oleh karena itu mereka merasa kurang mendapatkan pengalaman lebih sehingga
memutuskan untuk berwirausaha.
4.
Memperluas Jaringan
Pada mahasiswa yang memang sudah serius berwirausaha, maka jaringan sangat diperlukan ketika
lulus kuliah kelak agar
tidak terjadi sarjana pengangguran.
5.
Hobi
Bagi sebagian mahasiswa yang menjalankan
wirausaha bukan semata-mata ingin memenuhi kebutuhan fisiknya saja. Akan
tetapi, untuk mencurahkan hobi/keinginannya saja.
6.
Agar lebih eksis
Ini alasan yang mungkin jarang
ditemui, tetapi percaya atau tidak, ada mahasiswa yang melontarkan hal
tersebut. Alasan eksistensi ini biasanya dikaitkan dengan jumlah uang yang
mereka terima, biasanya bukan bersifat kebutuhan, melainkan untuk memenuhi gaya
hidup mereka.
Beberapa
faktor yang menjadi latar belakang mahasiswa berwirausaha itulah yang mendorong
semangat dan prestasi mahasiswa dalam berwirasuaha. Sehingga antara kuliah dan
berwirausaha bisa berjalan secara beriringan.
4.1.2 Mahasiswa Mengoptimalkan
Belajar sambil Berwirausaha/Bekerja
Mahasiswa yang berkualitas adalah seorang mahasiswa yang tangguh, selalu
ingin meningkatkan prestasi menjadi lebih baik, mempunyai daya tahan mental
untuk mengatasi persoalan yang timbul dan mampu mencari jalan keluar yang
positif bagi semua persoalan hidupnya. Terbentuknya mahaiswa yang berkualitas
salah satunya dapat dicapai melalui banyaknya proses belajar yang dijalani,
seperti halnya mengisi waktu luang kuliah dengan berwirausaha atau bekerja, serta
didukung dengan pola asuh orang tua yang diperoleh selama perkembangan.
Bagi mahasiswa belajar tidak harus diperoleh dari pendidikan
formal atau perguruan tinggi saja, melainkan dari beberapa pengalaman dan
fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar. Seperti halnya ketika mahasiswa berwirausaha
akan memperoleh pengalaman atau pelajaran, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Hal ini membuat mahasiswa tertarik untuk mengisi waktu luang mereka
dengan berwirausaha.
Berwirausaha/bekerja sambil kuliah tentu bukan
perkara mudah, perlu motivasi yang kuat agar keduanya dapat berjalan beriringan. Yang dibutuhkan
adalah komitmen tinggi, karena jika tidak bekerja keras dan pintar membagi
waktu, maka akan terbengkalai keduanya. Harus disadari sejak awal, dengan
melanjutkan kuliah sambil bekerja artinya beban fisik dan psikis akan berlipat
ganda. Pekerjaan kantor dan tugas kuliah bisa datang dalam waktu bersamaan. Oleh
karena itu, ada beberapa cara
untuk mengatur waktu bagi mahasiswa sambil berwirausaha/bekerja yaitu:
1. Mengatur waktu
secara bijak. Salah satu caranya dengan
first thing first, berpikirstrategis dengan memperhatikan prioritas. Membagi
waktu antara kuliah, berwirausaha dan bersosialisasi. Selain itu, mencoba untuk
memecah-mecahkan pekerjaan besar menjadi bagian-bagian kecil. Misalnya untuk
tugas membuat makalah bisa dibagi menjadi mencari buku di perpustakaan, mencari
bahan di internet, dan seterusnya, sehingga manajemen waktu akan semakin jelas.
Pada prinsipnya menggunakan waktu
seefektif mungkin dan dapat dipastikan disiplin menjalankannya.
2. Mengerjakan tugas kuliah dengan segera. Bila
mendapat tugas kuliah segera
dikerjakan dan tidak menunda-nunda waktu dengan main facebook atau twitter
terlebih dahulu agar cepat selesai.
3. Membuat skala prioritas. Orang
sukses lebih sering menggunakan prioritas yang penting dan mendesak, sehingga
tugas atau target dapat tercapai lebih cepat dan dengan waktu yang tidak
terlalu mendesak. Apapun yang terpenting dan terbaik harus diprioritaskan,
misalnya beberapa tugas datang secara bersamaan maka harus mengerjakan mana
yang lebih mendesak untuk dikerjakan.
4. Belajar lebih tekun,
berwirausaha/bekerja lebih baik. Tekadkanlah untuk belajar dan berwirausaha/bekerja lebih cerdas, sehingga
suatu saat hasil yang didapatkan lebih besar dari pada energi yang dikeluarkan.
5. Menjalin relasi dan menumbuhkan
kepercayaan. Dengan memiliki banyak relasi dapat mempermudah memajukan usaha.
Kita bisa saling berbagi pengalaman dan dapat saling membantu dalam hal
memajukan usaha yang dibangun.
6. Usaha dan doa. Manusia hanyalah perencana,
namun Tuhanlah pemilik nasib kita. Doa tanpa usaha itu bohong, sedangkan usaha
tanpa doa itu sombong. Keseimbangan doa dan usaha menuntun ke jalan kesuksesan.
Memiliki jiwa tinggi dalam hal
wirausaha bukan hanya untuk dijadikan penghuni di kepala namun juga harus
dikembangkan dan diimplementasikan. Untuk mengembangkan apa yang tersimpan di
otak ini dengan mencari informasi merupakan hal yang paling signifikan. Dengan
adanya info-info yang berguna kita bisa elajar dan melihat peluang bisnis apa
yang bisa diterapkan.
Usaha-usaha yang bisa dilakukan
untuk menyalurkan ilmu dengan tanpa mengganggu aktifitas kuliah, antara lain:
1. Mendirikan bimbingan belajar
Seiring dengan semakin banyaknya
orang tua yang sibuk bekerja sehingga tidak sempat mendidik anaknya mempelajari
pelajaran dari sekolah yang memerlukan jasa untuk memberikan les tambahan. Hal
ini merupakan kesempatan emas untuk mendirikan bimbel, bimbel ini bisa
didirikan oleh beberapa orang untuk bekerjasama. Yang perlu diperhatikan dalam
usaha ini adalah lokasi dan penentuan tarif yang sesuai.
2. Menjadi reseller online
Menjadi reseller baju, jam tangan,
sepatu, tas bahkan makanan ringan/snack secara online sangatlah mudah dan tidak
banyak menyita waktu, bahkan tanpa modalpun mahasiswa bisa memperoleh penghasilan
yang cukup menjanjikan.
3. Jualan
pulsa
Bisnis
jualan pulsa sangatlah mudah dilakukan, bahkan transaksinya bisa dilakukan di
mana saja dan kapan saja. Hanya bermodalkan handphone yang bisa dibawa
kemana-mana. Sehingga, waktu belajar mahasiswa tidak terganggu.
4. Menjadi
Penulis Lepasan
Bagi
mahasiswa yang suka dengan dunia tulis menulis tidak ada salahnya mengirimkan
naskah ke majalah-majalah atau koran, dan keuntungannya juga lumayan banyak.
Kuliah
sambil berwirausaha/bekerja memberi banyak manfaat bagi mahasiswa, baik dampak
positif maupun negatif. Dampak positifnya antara lain; menambah uang saku,
meringankan beban orang tua, memperoleh pengalaman kerja. Selain dampak positif
juga ada dampak negatifnya antara lain; tidak bisa membagi waktu antara kuliah
dengan bekerja, penurunan pretasi akademik, bahkan keterlambatan lulus.
Ada
beberapa mahasiswa yang sukses berwirausaha dan berprestasi di bidang akademik
dan non akademik, salah satunya adalah Elang Gumilang, mahasiswa IPB. Saat
duduk di bangku SMA, ia berjualan donat dengan keuntungan Rp50.000,00 per hari.
Selang beberapa waktu pada awal-awal kuliah, dengan modal Rp1.000.000,00 ia berjualan
sepatu di asrama IPB yang bisa menghasilkan keuntungan rata-rata Rp3.000.000,00
setiap bulannya. Setelah beberapa tahun, elang memutuskan untuk tidak berjualan
sepatu. Berawal dengan melihat banyak lampu di IPB yang redup, ia berpikiran
bahwa keadaan seperti ini merupakan peluang bisnis yang menggiurkan. Dengan
modal surat dari kampus, ia melobi ke perusahaan lampu philips untuk menyetok
lampu di kampusnya dan berhasil dengan keuntungan Rp15.000.000,00. Beberapa
bisnis telah dilakukan elang, sampai pada akhirnya ia masuk ke dunia properti.
Tender pertama ia menangi Rp162.000.000 yaitu dengan membangun Sekolah Dasar di
daerah Jakarta Barat, sukses membangun sekolah membuat Elang percaya diri untuk
mengikuti tender-tender yang lebih besar. Bisnis inilah yang menjadikan Elang
sebagai wirausahawan muda yang sukses dan berprestasi. (http://www.tempo.com,
2009).
4.2 Analisis
Dari beberapa penjelasan yang telah dipaparkan di atas,
ternyata mahasiswa mampu menjalani kuliah sambil berwirausaha, tanpa harus
mengorbankan prestasi akademiknya. Sehingga, kemampuan mahasiswa akan
memberikan sumbangsih besar. Karena mahasiswa merupakan tonggak kemajuan suatu
bangsa.
Teori dan praktek lapangan menunjukkan adanya
kesamaan. Sebagai buktinya, teori yang mengemukakan bahwa adanya beberapa faktor
yang melatarbelakangi mahasiswa berwirausaha. Selain itu, teori mengenai mengoptimalkan
belajar bagi mahasiswa yang berwirausaha dengan cara membagi waktu antara
kuliah dan berwirausaha.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Mahasiswa
berprestasi adalah mahasiswa yang tangguh dan berani menanggung segala resiko
yang dihadapi. Mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu ingin
meningkatkan prestasinya, baik akademik maupun non akademik.
Mahasiswa
yang berani berwirausaha adalah mahasiswa yang tidak takut dengan kegagalan. Beberapa
faktor yang mendorong mahasiswa untuk terus berwirausaha, sehingga membuat
mahasiswa lebih kreatif dan mandiri.
Mengoptimalkan
belajar dan membagi waktu antara kuliah dan berwirausaha harus dilakukan oleh
seorang mahasiswa untuk mencapai prestasi dan masa depan yang cerah. Dengan
demikian manajemen waktu merupakan kunci sukses menjadi mahasiswa berwirausaha
dan berprestasi.
5.2
Saran-saran
Setelah melakukan penelitian ini,
penulis memberi saran untuk beberapa pihak, yaitu:
Pertama, pembaca pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya, agar lebih terbuka pikirannya untuk
berwirausaha. Khusus bagi para mahasiswa diharapkan agar jiwa wirausaha dapat
tumbuh dalam diri mahasiswa, mampu mengembangkan wirausaha dalam bentuk nyata
sehingga dapat memberi manfaat baik untuk pribadi, universitas dan negara.
Kedua, pihak kampus/universitas,
peran serta aktif kampus/universitas sangat dibutuhkan untuk memberikan saran
dan prasarana yang mendukung berkembangnya kewirausahaan mahasiswa.
Ketiga, peneliti selanjutnya, diharapkan
bagi peneliti selanjutnya agar meneliti faktor-faktor yang menyebabkan
kesuksesan dan kegagalan mahasiswa belajar dan berwirausaha.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Fani Daulay, Siti, 2010. Perbedaan Self Regulated Learning antara Mahasiswa USU yang Bekerja
dengan yang Tidak Bekerja. Sumatera Utara: USU.
M,
Hirdinis. 2008. Modul Proses
Kewirausahaan. Jakarta: Universitas Mercubuana.
Nur
Rizky, Nanda. 2011. Menggali Potensi Jiwa
Wirausaha Mahasiswa.Yogyakarta: STMIK AMIKKOM.
Patriana,
pradnya. 2007. Hubungan antara
Kemandirian dengan Motivasi Bekerja sebagai Pengajar Les Privat Pada Mahasiswa
di Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro.
http://axlnejad.wordpress.com/2008/12/16/hakikat-mahasiswa/,
diakses pada 10 Maret 2012.
http://www.gunadarma.ac.id/en/pages/id-etika-pergaulan-mahasiswa.html, diakses pada 10 Maret 2012.
http://edukasi.kompasiana.com,
diakses pada 12 Maret 2012.
Tim OBM Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008.
http://tempo.com,
2009, diakses pada 12 Maret 2011.
http://www.wikipedia.com, 2011, diakses pada 12 Maret 2011.
http://www.wikipedia.com, 2012, diakses pada 11 Maret 2011.