A. Judul
PELUANG BISNIS KERIPIK KENTHUNG (KENTANG PUHUNG) SEBAGAI ALTERNATIF OLEH-OLEH KHAS DAERAH MALANG RAYA
B. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara yang memilki kesuburan tanah yang sangat tinggi. Hal ini nampak pada hasil tanaman umbi-umbian, salah satunya yaitu singkong (puhung. Jw). Tanaman ini mempunyai kadar karbohidrat yang tinggi dan pada umumnya tahan terhadap suhu tinggi. Umbi-umbian sering dihidangkan dalam bentuk segar, rebusan atau kukusan, bahkan dalam bentuk keripik. Salah satunya yaitu keripik kenthung.
Saat ini potensi di sekitar pertanian menjadi salah satu aspek yang harus diprioritaskan dan menjadi peluang usaha yang bagus bagi pembangunan nasional. Jumlah penduduk yang semakin banyak membawa akibat yang cukup luas di berbagai segi kehidupan manusia. Ubi kayu (manihot esculenta crant) merupakan salah satu bahan pangan yang utama, tidak saja di Indonesia tetapi juga di dunia. Di Indonesia, ubi kayu merupakan makanan pokok ketiga setelah padi-padian dan jagung. Sedangkan untuk konsumsi penduduk dunia, khusunya penduduk negara-negara tropis, tiap tahun diproduksi sekitar 300 juta ton ubi kayu. Departemen pertanian RI memproyeksi produksi ubi kayu mencapai 18,56 ton dengan tingkat permintaan sebesar 23,32 ton sehingga masih terdapat kekurangan sebesar 4,67 ton. Di samping itu, hasil olahan ubi kayu (gaplek dan tepung tapioka) juga diperlukan dalam berbagai industri, antara lain industri pakaian, tekstil, kertas, perekat dan farmasi (http://library.usu.ac.id).
Dilihat dari ketersedian singkong di daerah Malang cukup berlimpah, sehingga sangat mudah mendapatkan bahan baku untuk keripik kenthung ini. Dari segi hargapun singkong cukup terjangakau, di pasar biasanya harga singkong berkisar Rp 1500/Kg. Dengan ketersedian dan terjangkaunya harga bahan bakau, kerupuk singkong dapat menjadi potensi daerah yang dapat diandalkan (Agrokomplek, edisi I. 2007).
Kentang (Solanum tuberosum) tergolong bahan makanan yang kaya nutrisi dan semakin meningkat kebutuhannya. Beberapa manfaat tanaman kentang antara lain: (Canadian Cooperative. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. 1998/1999).
1. Bahan diversifikasi pangan non beras yang bernilai gizi tinggi
2. Tanaman cepat menghasilkan (cash crop) bagi petani
3. komoditas ekspor non-migas
4. Bahan dasar industri pangan dan tekstil
5. Bahan makanan fast-food yang menjamur di kota-kota besar.
Tabel 1.
Kandungan gizi kentang per 100 gram
No. | Zat Gizi | Kandungan Gizi |
1 | Kalori | 23 kal |
2 | Karbohidrat | 19.100 miligram |
3 | Fosfor | 56 miligram |
4 | Kalsium | 11 miligram |
5 | Protein | 2.000 miligram |
6 | Besi | 0,7 miligram |
7 | Lemak | 100 miligram |
Sumber: Canadian Cooperative. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. 1998/1999
Singkong (puhung. Jw) merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia. Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung asam amino metionin. Kandungan gizi singkong per 100 gram meliputi: Tabel 2.
Kandungan gizi singkong per 100 gram
No. | Zat Gizi | Kandungan Gizi |
1 | Kalori | 121 kal |
2 | Air | 62.50 gram |
3 | Fosfor | 40,00 gram |
4 | Kalsium | 33,00 miligram |
5 | Karbohidrat | 34,00 gram |
6 | Vitamin C | 0,00 miligram |
7 | Protein | 1,20 gram |
8 | Besi | 0,70 miligram |
9 | Lemak | 0,30 gram |
10 | Vitamin B1 | 0,01 miligram |
Sumber: www.wikipediaindonesia.com
Usaha penganekaragaman pangan sangat penting artinya sebagai usaha untuk mengatasi masalah ketergantungan pada satu makanan pokok saja. Misalnya dengan mengolah umbi-umbian menjadi berbagai macam makanan ringan maupun berat yang mempunyai rasa khas dan tahan lama disimpan. Bentuk olahan tersebut bisa berupa tepung, gaplek, tapai, keripik dan lainnya. Hal ini sesuai dengan program pemerintah khususnya dalam mengatasi masalah kebutuhan bahan pangan, terutama non-beras.
Tingkat perkembangan sektor industri di Indonesia masih relatif rendah. Namun disadari bahwa pengembangan industri kecil bukan saja penting bagi suatu jalur kearah pemerataan hasil-hasil pembangunan, tetapi juga sebagai suatu unsur pokok dari seluruh struktur industri di Indonesia yang dengan investasi kecil dapat berproduksi secara efektif serta dapat pula menyerap tenaga kerja. (Tambunan, 1999 dalam Syahreza Yumanda (Strategi pemasaran keripik singkong industry rumah tangga cap kelinci di tanjung morawa kabupaten Deli Serdang, 2009) Par. 2).
Makanan ringan atau snack telah berkembang dengan pesat, baik jenisnya, cita rasa maupun kemasannya. Kini semakin banyak jenis makanan ringan yang muncul di pasaran dengan berbagai bahan baku. Salah satu jenis makanan ringan yang cukup berhasil di pasaran adalah keripik. Produk makanan ringan dalam perkembangannya dapat diproduksi dari berbagai macam bahan baku diantaranya makanan ringan berbahan baku kentang dan singkong (puhung. Jw).
Keripik merupakan salah satu makanan ringan favorit yang pastinya disukai oleh banyak orang. Selain enak, pembuatan keripik ini tergolong mudah, sehingga banyak orang yang menyukainya bahkan menjadikannya peluang bisnis yang memiliki omset penjualan cukup tinggi. Pembuatan keripik saat ini masih terbatas pada usaha kecil atau industri rumah tangga dengan ditujukan untuk pasaran lokal. Pada umumnya dipasarkan melalui pedagang perantara, warung, toko-toko kecil, penjajah jalanan serta pasar swalayan dengan pengemasan dan cara pengemasan bervariasi tergantung pada sasaran yang dituju. Dengan makin baiknya pengolahan dan pengemasan sehingga diperoleh keripik singkong yang bermutu dan terjaga kebersihan, diharapkan pemasaran produk ini dapat menjangkau konsumen yang lebih luas bahkan diarahkan untuk diekspor (Prasasto, 2008).
Pemasaran merupakan suatu kegiatan usaha untuk menyampaikan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Proses ini merupakan suatu alur yang melibatkan lembaga-lembaga tataniaga, seperti agen, pedagang pengumpul, pedagang besar, pedagang pengecer, serta industri pengolahan dan sebagainya. Sistem tataniaga yang efisien dapat juga dicapai dengan memperbaiki struktur pasar, yaitu pasar yang menuju pada pasar persaingan sempurna dengan syarat jumlah pembeli dan penjual cukup banyak sehingga pembeli atau penjual tidak mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi pasar. Pasar beberapa produk pertanian dalam negeri masih kurang kompetitif jika dibandingkan dengan pasar luar negeri, masih ada yang belum mendekati kondisi pasar persaingan sempurna (Lamb, 2001 dalam Syahreza Yumanda (Strategi pemasaran keripik singkong industry rumah tangga cap kelinci di tanjung morawa kabupaten Deli Serdang, 2009) Par. 3).
Bisnis oleh-oleh berkembang dari peluang ini, banyak wisatawan merasa kurang puas kalau berwisata tanpa membawa oleh-oleh khas ketika kembali ke kota asal. Daerah Malang Raya merupakan tempat wisata yang layak dikunjungi. Sehingga keripik kenthung nantinya akan menjadi oleh-oleh khas daerah Malang Raya, selain keripik apel maupun kentang yang sudah populer sejak lama. Kekhasan keripik kenthung nantinya tidak hanya dikenal oleh masyarakat lapisan ekonomi menengah ke bawah. Akan tetapi, masyarakat lapisan ekonomi menengah ke atas. Sebab harga keripik kenthung relatif murah dan memiliki kualitas cita rasa yang tinggi.
C. Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat diambil permasalahan yaitu:
1. Bagaimana gambaran hasil pertanian singkong di Malang?
2. Bagaimana gambaran keanekaragaman oleh-oleh khas Malang?
3. Bagaimana pengolahan singkong menjadi keripik kenthung yang kaya gizi dan mendapat nilai jual yang tinggi di masyarakat?
4. Bagaimana strategi pemasaran yang diterapkan agar memperoleh keuntungan yang berkelanjutan dalam bisnis keripik kenthung?
D. Tujuan
Adapun tujuan dari permasalahan di atas, yaitu:
1. Mengetahui gambaran hasil pertanian singkong di Malang.
2. Mengetahui gambaran keanekaragaman oleh-oleh khas Malang.
3. Mengetahui Bagaimana pengolahan singkong menjadi keripik kenthung yang kaya gizi dan mendapat nilai jual yang tinggi di masyarakat.
4. Mengetahui bagaimana strategi pemasaran yang diterapkan agar memperoleh keuntungan yang berkelanjutan dalam bisnis keripikk kenthung.
E. Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dalam pelaksanaan program pengolahan singkong dan kentang menjadi keripik, sebagai berikut:
1. Terciptanya produk keripik kenthung yang kaya gizi dan memilki nilai jual lebih tinggi di masyarakat.
2. Adanya perluasan usaha oleh-oleh khas Malang sehingga membuka peluang usaha baru pengolahan keripik kenthung.
3. Adanya sistem pemasaran yang baik dalam menjalani usaha pengolahan keripik kenthung.
F. Kegunaan
1. Bagi konsumen
Produk olahan keripik kenthung sangat bermanfaat bagi kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya. Keripik kenthung mampu meningkatkan daya tahan tubuh serta berperan sebagai alternatif keanekaragaman pangan yang tepat di masa yang akan datang.
2. Bagi peneliti
Mengembangkan kreatifitas dalam menangkap peluang usaha baru serta meningkatkan potensi untuk berwiraswasta.
3. Bagi pengembangan keilmuan
Mengetahui suatu hal yang baru sebagai pemicu pembuatan inovasi usaha terhadap produk lain.
G. Gambaran Umum Rencana Usaha
1. Produk
Produk berbentuk keripik yang memiliki ukuran seragam terbuat dari olahan singkong dan kentang yang diberi bumbu-bumbu keripik serta berbagai macam penunjangnya.
2. Tempat
Tempat produksi dilaksanakan di rumah Jl. Tirtorahayu 34 Landungsari Malang yang sekaligus menjadi tempat display produk.
3. Proses Produksi
Cara membuatnya yaitu pertama kupas terlebih dahulu singkong (puhung. Jw) dan kentang lalu cuci hingga bersih. Setelah bersih rebus sampai matang. Singkong dan kentang digiling/dihaluskan. Kemudian singkong dan kentang yang sudah halus dicampur dengan tepung terigu dan diberi bawang merah, bawang putih, gula, garam, ketumbar serta penyedap. Dibentuk lempengan-lempengan serta cetak sesuai bentuk yang diinginkan lalu jemur sampai kering. Kemudian goreng sampai kuning kecoklatan. Gambaran proses produksi lihat di lampiran 2.
4. Pemasaran
Kegiatan pemasaran mempunyai peran sangat penting dalam kelancaran suatu usaha. Lancar tidaknya usaha ini selain dilihat dari kualitas produk, juga tergantung dari bagaimana cara kita sebagai produsen memasarkannya dengan strategi yang baik. Dalam usaha ini kami melakukan dua cara pemasaran, yaitu pemasaran langsung dan pemasaran tidak langsung.
Kegiatan pemasaran langsung, yaitu memasarkan produk secara langsung kepada konsumen tanpa perantara lain. Cara ini dilakukan pada usaha dengan kapasitas yang kecil atau secara skala rumah tangga. Keuntungan memperoleh laba dalam menggunakan jalur pemasaran ini lebih besar daripada pemasaran tidak langsung karena tidak memberikan jasa kepada pengecer atau distributor.
Kegiatan pemasaran tidak langsung, yaitu memasarkan produk melalui pengecer. Cara ini dilakukan dengan dua strategi pemasaran, pertama memasarankan di tempat-tempat yang stategis, seperti: di tempat-tempat wisata seperti Jatim Park, BNS, Selekta dan lain-lain agar mudah dicapai oleh para wisatawan, serta di pasar-pasar daerah Malang Raya. Kedua, memasarkan dengan cara menitipkan produk ke tempat mini market.
5. Harga
Harga di pasaran nantinya sebesar Rp12.000 per setengah kilogram.
6. Strategi Pengembangan Usaha
Ada beberapa strategi untuk pengembangan usaha yang akan kami laksanakan, yaitu:
a. Promosi yang menarik dan berkesinambungan.
b. Menciptakan keripik kenthung dengan pilihan rasa yang berbeda-beda.
c. Menciptakan keripik kenthung dengan bentuk yang menarik tidak sekedar bulat, seperti bentuk segitiga, persegi dll.
d. Menjual di beberapa tempat yang ramai, seperti tempat wisata, wilayah kampus, wilayah sekolah dll.
7. Analisis Usaha
Kebutuhan terhadap produk keripik singkong masih cukup besar, pangsa pasarnya masih cukup luas dan beragam. Sehingga usaha keripik kenthung akan memberikan peluang bisnis yang maksimal dengan keuntungan yang maksimal pula.
H. Metodologi Pelaksanaan Program
Metode pelaksanaan program ini melalui beberapa prosedur yang dijabarkan sebagai berikut:
|
|
|
I. Jadwal Kegiatan Program
Adapun gambaran jadwal kegiatan pelaksanaan program usaha pengolahan nugget bandeng crispy yang kaya gizi, sebagai berikut:
No | Kegiatan | Bulan I | Bulan II | Bulan III | |||||||||
I | II | III | IV | I | II | III | IV | I | II | III | IV | ||
1 | Konsultasi Pembimbing | | | | | | | | | | | | |
2 | Riset Market dan membuat jaringan pemasaran | | | | | | | | | | | | |
3 | Membuat Rancangan Desain Desain Rasa keripik kenthung dan Kegiatan produksi | | | | | | | | | | | | |
6 | Pemasaran | | | | | | | | | | | | |
7 | Evaluasi Program dan Menyusun Tindak Lanjut | | | | | | | | | | | | |
8 | Membuat Laporan dan Menyusun Rencana Kedepan | | | | | | | | | | | | |
J. Rancangan Biaya
Berikut rincian biaya-biaya yang di keluarkan dalam pengolahan ikan nugget bandeng crispyuntuk satu bulan:
Singkong 16 kg @ 1.500 Rp 240.000,00
Minyak Goreng 30 ltr @ 23.000 Rp 690.000,00
Penyedap rasa 60 bks @ 500 Rp 30.000,00
Bawang putih 5 kg @ 8.000 Rp 40.000,00
Bawang merah 5 kg @ 8.000 Rp 40.000,00
Garam halus 20 bks @1.000 Rp 20.000,00
Ketumbar 3 kg @ 20.000 Rp 60.000,00
Gula 5 kg @10.000 Rp 50.000,00
Gas elpiji 16 isi ulang @ 13.000 Rp 208.000,00
Jumlah biaya bahan baku Rp 1.598.000,00
Baskom 5 @ 10.000 Rp 50.000,00
Pisau 5 @ 10.000 Rp 50.000,00
Panci pengukus 2 @ 175.000 Rp 350.000,00
Penggorengan (wajan) 2 @150.000 Rp 300.000,00
Kompor 2 @ 300.000 Rp 600.000,00
Serok besar 5 @ 20.000 Rp 100.000,00
Tabung elpiji 2 @ 150.000 Rp 300.000,00
Alat pengepres kemasan Rp 300.000,00
Plastik kemasan berlabel Rp 300.000,00
Roller 3 @ 25.000 Rp 75.000,00
Sutil (sendok penggoreng) 2 @ 20.000 Rp 40.000,00
Regulator + selang joss 2 @ 150.000 Rp 300.000,00
Timbangan Rp 150.000,00
Rege (tempat penjemur) 11 @ 20.000 Rp 220.000,00
Alat Peniris Keripik Kenthung Rp 700.000,00
Jumlah biaya peralatan Rp 6.835.000,00
c. Biaya pengeluaran per bulan
Biaya telepon Rp 50.000,00
Biaya transportasi dan pemasaran Rp 150.000,00
Biaya tenaga kerja 2x @300.000 Rp 600.000,00
Jumlah biaya pengeluaran per bulan Rp 900.000,00
d. Biaya Promosi
(sampel, spanduk , brosur) Rp 500.000,00
Jumlah biaya promosi Rp 500.000,00
Total Biaya Rp 9.833.00,00
e. Perhitungan Laba
Berikut jumlah rincian biaya produksi keripik kenthung untuk menghasilkan 400 bungkus:
Biaya Operasional:
Biaya bahan baku Rp1.500.00,00
Biaya plastik kemasan Rp 300.00,00
Biaya listrik Rp 100.000,00
Biaya gaji Rp 600.000,00
Biaya telepon Rp 50.000,00
Biaya transportasi dan pemasaran Rp 150.000,00
Biaya Promosi Rp 500.000,00
Jumlah Rp3.298.000,00
Harga produksi untuk satu bungkus (1/2 Kg) keriik kenthung yaitu:
Rp3.298.000,00 : 400 = Rp8.245,00
Presentasi pengambilan laba produsen:
45% dari Rp8.245,00 adalah Rp3.710,00
Haga dari produsan sebesar Rp11.955,25. Jika dibulatkan harga keripik kenthung setiap bungkusnya adalah Rp12.000,00.
Penjualan maksimal keripik kenthung:
400 x Rp12.000,00 = Rp4.800.000,00
Laba maksimal penjualan yaitu:
Rata-rata penjualan – biaya produksi = Rp4.800.000,00 – Rp3.298.000,00
= Rp1.502.000,00
BEP = Rp9.833.000,00 : Rp1.502.000,000
= 7 bulan
Lampiran 2
Gambaran Proses Produksi
|